1. Pendahuluan
- Latar Belakang
Jaman sekarang, banyak investor yang lebih melirik bisnis-bisnis yang baru atau startup. Namun, dikarenakan banyaknya pesaing, seorang bisnis harus memiliki keunggulan dibandingkan pesaingnya agar dapat sukses.
Salah satu bisnis yang sangat booming jaman sekarang adalah bisnis makanan/minuman, terutama makanan/minuman yang unik. Di sini saya memiliki ide bisnis berupa mie instan yang unik. Hampir seluruh penduduk dunia mengenali dan akrab dengan mie instan, namun, varian rasa dari mie instan pada umumnya hanya itu-itu saja. Target pasar dari bisnis ini adalah remaja-remaja sekolah hingga perkuliahan.
Dengan menyajikan mie instan dengan varian rasa baru yang digemari oleh remaja-remaja, bisnis ini akan dapat dengan mudah memasarkan produknya melalui sosial media seperti Instagram, atau FaceBook. Dan dengan harga bahan pokok yang tergolong murah, pembeli dari segala kalangan dapat membelinya.
- Problem
Hampir semua orang mengenali mi instan seperti Indomie, Mie Sedaap, Sarimie, dan lainnya. Namun, terkadang mereka merasa bosan karena varian rasa yang ditawarkan oleh brand-brand tersebut jarang sekali mendapatkan perkembangan dan semakin lama, pembeli semakin bosan dengan rasa yang itu-itu saja.
Stigma atau image mi instan pada masyarakat selama ini tidak terlalu bagus, hal tersebut dikarenakan salah satu bahan bumbu mi instan, yaitu micin atau MSG, sempat menuai kontroversi mengenai ketidak-sehatannya. Walaupun akhirnya dibuktikan bahwa MSG tidak memberi dampak signifikan pada kesehatan, stigma orang-orang sudah banyak yang terpersuasi bahwa MSG memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan.
- Solution
Bisnis saya menawarkan varian rasa yang berbagai macam, termasuk rasa-rasa yang unik. Sehingga, pembeli yang merasa bosan terhadap varian rasa mi instan yang umumnya beredar dapat mencoba produk yang saya tawarkan agar dapat mencoba hal baru.
Manusia biasanya lebih percaya dengan apa yang mereka lihat, dibanding apa yang mereka baca atau dengar. Maka dari itu, dengan menyiapkan makanan yang terjaga dan steril, stigma mi instan memiliki dampak buruk bagi kesehatan dapat perlahan mengurang dan pelanggan akan lebih percaya dengan produk yang ditawarkan.
- Opportunity
Jaman sekarang, hampir semua orang memiliki dan menggunakan sosial media. Sosial media berperan besar dalam pemasaran produk-produk bagi hampir semua bisnis yang sukses masa kini karena kemudahan pertukaran informasi yang disebabkan oleh sosial media.
Di sosial media, tidak sedikit orang yang membagi cerita mereka ketika mereka berkuliner, seperti contohnya mengambil foto makanan yang sedang dimakan ketika pergi ke restoran dan membagikannya ke situs sosial media seperti Instagram, Facebook, Whatsapp, dan lainnya. Hal tersebut dapat menguatkan peluang pemasaran dari bisnis saya. Orang-orang akan melihat produk saya yang dipasarkan, dan akan merasa tertarik karena produk yang saya tawarkan tergolong unik dan memiliki harga yang murah.
2. Analisis Internal dan Eksternal
- Analisis VRIO
Analisis VRIO adalah metode analisis yang dikembangkan oleh seorang profesor Amerika di bidang manajemen strategis yang bernama Jay B. Barney pada tahun 1991. Inti dari analisis ini adalah sebuah perusahaan harus memiliki 4 atribut penting yang dapat menciptakan keunggulan dibandingkan dengan pesaing lainnya, atribut-atribut tersebut adalah VRIO.
Agar bisnis ini dapat berjalan, dapat diimplementasikan analisis VRIO sebagai berikut:
- Valuable (Bernilai)
Harga bahan pokok dari bisnis ini tergolong murah, yang berarti bisnis ini tidak perlu menjual produknya dengan harga yang mahal. Hal ini dapat memberikan nilai ke produk karena dapat diakses oleh berbagai kalangan.
- Rare (Langka)
Mie instan pada umumnya memiliki rasa yang itu-itu saja, hal tersebut membuat banyak orang mulai bosan dengan rasanya. Varian rasa baru yang ditawarkan oleh bisnis ini dapat memberi keunikan dibanding dengan mie instan pada umumnya, hal tersebut membuat bisnis ini unik.
- Inimitable (Tidak dapat ditiru)
Bahan pokok yang digunakan untuk bisnis ini akan disempurnakan agar dapat meminimalisir harga bahan produk. Pesaing yang mencoba untuk meniru produk ini akan kesulitan karena produk ini akan dijual murah, sehingga pesaing yang mencoba meniru akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak agar dapat meniru bahan-bahan yang digunakan untuk produk ini.
- Organized
Agar dapat terorganisir, sebuah bisnis perlu menyadari potensi yang berharga, langka, dan sulit ditiru.
- SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis dimana lingkungan eksternal dan lingungan internal perusahaan dievaluasi untuk mencapai suatu tujuan bisnis tertentu. SWOT terdiri dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Threat (Ancaman). Berikut adalah analisis SWOT dari ide bisnis yang saya miliki:
- Strength
Varian rasa yang unik serta harga yang relatif murah dapat menjadi salah satu unsur kekuatan serta dapat menjadi hal yang menonjol dari produk kami dibanding dengan pesaing-pesaing lain.
- Weakness
Stigma mi instan, terutama kandungan micin atau MSG yang ada didalamnya, masih tergolong buruk di mata masyarakat, hal tersebut dapat menjadi unsur kelemahan dari produk kami.
- Opportunity
Peluang produk kami terletak pada kemudahan pemasaran, serta tempat yang nyaman untuk bersantai dan berbincang dengan rekan pelanggan.
- Threat
Terkadang rasa yang unik belum tentu diterima oleh lidah khalayak masyarakat umum. Hal tersebut dapat menjadi ancaman ketika menjalankan bisnis ini.
- Analisis PEST
Analisis PEST adalah metode manajemen resiko dalam proses desain strategi. PEST terdiri dari Political, Economic, Social, dan Technological. Berikut adalah analisis PEST dari ide bisnis yang saya miliki:
- Political (Politik)
Analisis politik adalah analisis yang meninjau kebijakan-kebijakan politik dari sebuah bisnis yang dapat berdampak pada bisnis.
Untuk ide bisnis saya, sejauh ini belum ada dampak kebijakan politik yang memengaruhi penjualan, pemasaran, maupun pemroduksian barang pada bisnis ini.
- Economic (Ekonomi)
Analisis ekonomi adalah analisis bagaimana ekonomi eksternal berpengaruh pada bisnis.
Untuk ide bisnis saya, karena harga jual dari produk saya tergolong murah, ekonomi eksternal tidak terlalu terdampak ketika membeli produk saya.
- Social (Sosial)
Analisis sosial adalah analisis yang mengukur ukuran pasar yang tersedia untuk bisnis yang dijalani.
Untuk ide bisnis saya, karena jaman sekarang remaja-remaja condong lebih tertarik pada hal-hal yang unik, pasar yang tersedia untuk bisnis saya tergolong besar juga.
- Technological (Teknologi)
Analisis teknologi adalah analisis untuk menentukan dampak apa saja yang diberikan oleh perkembangan teknologi terhadap suatu bisnis.
Untuk ide bisnis saya, karena jaman sekarang hampir semua orang memiliki media sosial, pemasaran melalui media sosial dapat membantu bisnis saya agar dapat menjangkau khalayak yang lebih banyak lagi.
3. Analisis Konsumen
- STP
Analisis STP adalah analisis strategi pemasaran yang berisikan Segmenting, Targeting, dan Positioning. Berikut adalah analisis STP dari ide bisnis saya:
- Segmenting
Segmenting adalah proses pengkategorian potensial target pasar atau target produk yang akan dipasarkan, lalu dibagi menjadi bagian-bagian berdasarkan pembeli atau kebutuhan.
Ide bisnis mi instan yang saya miliki berfokuskan ke pada remaja-remaja. Umumnya, remaja-remaja ingin mencari hal-hal yang unik, dan biasanya mereka juga akan membagikan hal-hal yang unik tersebut ke dalam sosial media mereka agar dapat secara tidak langsung mempromosikan produknya.
- Targeting
Targeting adalah proses menetukan segmen mana yang akan menjadi target pemasaran. Dalam kasus ini, saya mentargetkan remaja-remaja sekolah serta remaja-remaja mahasiswa. Saya berencana untuk membuat tempat penjualan produk yang nyaman untuk berbincang dan mengobrol agar dapat menarik target tersebut lebih lanjut.
- Positioning
Positioning adalah proses menentukan bagaimana posisi produk direpresentasikan oleh calon pelanggan. Maksudnya adalah bagaimana produk yang dijual akan dipandang oleh calon pelanggan, seperti misalnya keunggulan-keunggulannya dibanding produk-produk pesaing,
Produk ini cocok untuk dikonsumsi oleh remaja-remaja yang ingin mengobrol serta ingin mencari suatu hal yang unik. Dan dengan harga bahan pokok yang tergolong rendah, harga jual produk ini juga dapat diatur agar dapat dijangkau oleh berbagai macam kalangan.
Keunikan produk ini juga dapat memberi keunggulan lebih dibanding pesaing karena kebanyakan produk yang serupa hanya memiliki varian yang itu-itu saja, sedangkan produk ini memiliki berbagai macam varian rasa berbeda.
- Customer Persona
[ Tersedia pada Online Text E-Learning ]
- Early Adopter
Early Adopter adalah orang yang menggunakan produk, jasa, atau teknologi baru dari sebuah bisnis sebelum dipasarkan ke masyarakat umum atau populasi luas agar dapat mempromosikan produk, serta memberi feedback sebelum produk dipasarkan.
Untuk ide bisnis saya, saya akan menjadikan teman dekat saya, serta keluarga saya sebagai Early Adopter agar dapat mendapatkan feedback mengenai kekurangan atau kelebihan dari produk yang akan saya pasarkan. Setelah saya merasa produk saya sudah cukup matang, baik dari persiapan maupun kesempurnaannya, saya akan mulai mencari influencer sosial media untuk saya jadikan Early Adopter agar dapat mempromosikan produk saya melalui sosial media.
4. Customer Value Proposition
Customer Value Proposition adalah nilai-nilai atau hal-hal yang dijanjikan oleh sebuah usaha, perusahaan, atau bisnis kepada calon pelanggan ketika mereka membeli produk atau jasa dari usaha, perusahaan, atau bisnis tersebut.
Customer Value Proposition memiliki elemen-elemen yang perlu diterapkan, elemen-elemen tersebut, beserta implementasinya dalam ide bisnis saya adalah:
- Newness (Kebaruan)
Elemen ini adalah elemen yang menjelaskan seberapa baru atau unik produk atau jasa yang ditawarkan, dan bagaimana korelasinya dengan kompetitor atau pesaing dalam bidang bisnis yang sama. Ide bisnis saya menawarkan rasa yang baru dan unik, sehingga tidak perlu mengkhawatirkan tentang pesaing.
- Customization (Kustomisasi)
Elemen ini adalah elemen yang menjelaskan fleksibilitas produk agar sesuai dengan kemauan pelanggan. Ide bisnis saya menawarkan varian rasa yang beragam, sehingga pelanggan dapat membeli produk saya sesuai dengan kemauan setiap pelanggan
- Problem Solving (Menyelesaikan Masalah)
Elemen ini adalah elemen yang menjelaskan bagaimana produk yang dijual dapat menyelesaikan masalah yang dialami pelanggan. Target pasar saya umumnya memiliki masalah kebosanan terhadap makanan serupa yang rasanya itu-itu saja. Maka dari itu, dengan hadirnya varian rasa baru yang unik, pelanggan dapat terhilangkan masalahnya
- Price (Harga)
Elemen ini adalah elemen yang menjelaskan tentang harga produk yang ditawarkan. Harga produk dari ide bisnis saya tergolong murah karena bahan pokok untuk pembuatan produk saya tidak memakan biaya yang mahal.
- Accessibility (Aksesibilitas)
Elemen ini adalah elemen yang menjelaskan tentang kemudahan akses ke berbagai macam pelanggan. Semakin luas target pelanggan, maka semakin baik. Ide bisnis saya dapat diminati oleh pelanggan dari berbagai kalangan, walaupun lebih berfokuskan kepada remaja sekolah atau kuliah. Namun, hal tersebut tidak menghalangi target pasar lain seperti orang-orang yang bekerja dalam bidang kuliner untuk menikmati produk saya.
5. Lean Model Canvas
[ Tersedia pada Online Text E-Learning ]
6. Analisis Pesaing
Pesaing dari produk saya adalah brand-brand mi instan yang sudah umumnya dikenal seperti Indomie, Mie Sedaap, Sarimie, dan lainnya. Namun, untuk persaingan secara nyata belum ada karena produk saya adalah inovasi baru.
Brand-brand tersebut memiliki keunggulan tersendiri dibanding produk saya, yaitu kredibilitas. Hampir seluruh masyarakat Indonesia, bahkan beberapa masyarakat luar negeri, pasti mengenali produk-produk, serta rasa dari produk-produk yang ditawarkan oleh brand tersebut. Sehingga, beberapa potensial pelanggan akan merasa enggan untuk mencoba hal yang baru karena mereka lebih memilih produk yang sudah mereka kenali rasanya daripada mencoba hal yang mereka belum tahu akan sesuai dengan selera mereka atau tidak.